Enter Header Image Headline Here

Senin, 05 September 2011

Asuhan Keparawatan Diare

ASUHAN KEPERAWATAN DIARE

       I.            DIFINISI
Diare adalah buang air besar atau defekasi dengan jumlah tinja yang lebih banyak dari biasanya yang dimana normalnya 100-200 ml perjam. Dengan bentuk cairan adalah setengah cair (atau setengah padat ) dapat pula disertai frekuensidefekasi yang meningkat.(Mansjoer,arif,Dkk 2001 kapita selekta edisi tiga jilid satu)

    II.            ETIOLOGI
1.      Infeksi Virus (rotavirus, adenovirus. Norwalk). Bakteri (shigella, salmonella, e.coli. vibrio)
2.      Malaborgsi, karbohidrat atau intolerasi laktosa), lemak dan protein.]
3.      Makanan basi, mengandung racun, alergi terhadap makanan.
4.      Imunodefesiensi
5.      Psikologis yakni rasa takut dan cemas atau ansietas.
.(Mansjoer,arif,Dkk 2001 kapita selekta edisi tiga jilid satu)

III.            PATOGENESIS
1.      Daya penetrasi yang merusak sel mukosa.
2.      Kempuan memproduksi toksin yang mempengaruhi sekresi cairan di usus
3.      Makanan dan  minuman yang terkontaminasi
4.      Eksekresi yang buruk
  .(Mansjoer,arif,Dkk 2001 kapita selekta edisi tiga jilid satu)

IV.            MANIFESTASI KLINIS
Pasien dengan diare akut akibat infeksi sering mengalami nausea, muntah, nyeri perut sampai kejang, demam, dan diare terjadinya ranjatan hipovolemik harus dihindari, kekurangan cairan akan menyebabakan pasien akan merasa hau, lidah kering,tulang pipi menonjol. Turgor menurun,serta suara menjadi serak,
Gangguan biokomia seperti asidosis metabolic akan menyebabkan frekuensi lebih cepat dan dalam (pernapasan kusmaul), bila terjadi renjatan hipovelemik berat maka denyut menjadi cepat, tekanan darah menurun, sampai tak terukur, pasien gelisah, muka pucat, ujung-ujung ektermitas jantung, perfusi ginjal dapat menurun sehingga timbul anuria, sehingga bila kekurangan cairan tidak segera diatasi dapat timbul penyakit neckrosis tunular akut.
Secara klinis diare karena infeksi akut dibagi menjadi dua golongan yakni koleriform dengan diare yasng terutama terdiri atas cairan saja,sedangkan yang kedua disentriform yang didapatkan lender kental dan kadang disertai pendarahan. .(Mansjoer,arif,Dkk 2001 kapita selekta edisi tiga jilid satu)




 V  . KOMPLIKASI
Sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak dapat terjadi:
Dehidrasi, renatan hipovolemik,, hipokglikemia, intotolenransi laktosa sekunder, kejang, malnutrisi energy protein

VI .PEMERIKSAAN PENUNJANG
ü  Pemeriksaan tinja dengan makroskopis dan mikroskopis, PH dan kadar gul, perkembangbiakan kuman untuk mencari dan resistensi terhadap antibiotic
ü  Pemeriksaan darah dengan melihat darah perifer lengkap, analisis gas darah dan elektrolit yang merupakan efek dari kejang-kejang
ü  Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin darah untuk mengetahui faal ginjal.
ü  Dodenul intobaction untuk menfgetahui kuman penyebab secara kuaantitatif dan kualitatif tetutam pada diare kronik.

VII. PENATALAKSANAAN
ü  Diare cair membutukan pergantian cairandan elektrolit tanpa melihat etiologinya, tujauan terapi rehidrasi utuk mengoreksi kekurangan caiaran secara cepat, untuk menganti cairan yang hilang sampai diare berhenti atau terapi rumatan.
ü  Makanan harus diteruskan bahkan ditingkatkan selam diare untu menghindarkan efek buruk pada stastus gizi.
ü  Antibiotic dan anti parasit tidak bpleh digunakan secara rutin karena tidak ada mamfaatnya untuk kebanyakan kasus termasuk diare berat dan diare dengan disertai panas, kecuaali pada:disenti, bla tidak direspon kemungkianan terjadi amoeoblasis, suspek kolera dengan dehidrasi berat,diare perbisten.
ü  Obat-obat  anti diare meliputi antimotilitas : Lopemid,Difenoksilat, Kodein, Aplum, Adsorben yakni norin, kaolin, attaulgit dan anti muntah termasuk prometazin dan tolorpromazin.

TUJUAN PEMULANGAN
1.      Fungsi usus stabil
2.      Komplikasi dicegah/terkontrol
3.      Menerima dengan positif

Diagnosa Keperawatan                                      : diare
Rapat dihubungkan dengan                               : inflamsi, iritasi, ataiu malabsorbsi usus adanya toksin dan penyempitan segmental lumen




Kemungkinan dibuktikan oleh                           : peningkatan bunyi usus/peristaltic
                                                                              Defekasi sering berair, perubahan warna feses, nyeri abdomen dan timbulnya keram


 Hasilyang diharapkan/ criteria
Evaluasi pasien akan                        : Melaporkan penurunan frekuensi defekasi, konsistensi kembali normal
Tindakan/ Intervensi
Mandiri
Observasi                                           : Catatan frekuensi defekasi, karakteristik, jumlah dan factor pencetus
Tingkatan tirah baring berikan alat-alat disamping tempat tidur
·         Rasional : membantu membedakan penyakitt individu dan mengkaji beratnya episode
·         Rasional : istirahat menurunya mobilitas usus juga menurun laju tiba-tiba dapat terjadi tanda-tanda dan dapat terkontrol peningkatan resiko inskotinental / jatuh bila alat-alat tidak dalam jangkauan tangan.
Indentifikasi makanan dan cairan yang mencetuskan diare misalnya :
Sayuran segar dan buah, sereal bumbu, minuman, karbonat, produk susu
·         Rasional : menghindari iritan meningkatkan istirahat usus.

Diagnosa keperawatan         : Konsitipasi/ diare resikao terhadap
            Factor resiko meliputi kerusakan muskuler (kehilangan sensasi dan reflex anal)
Kemungkinan dibuktikan tidak dapat diterapkan karena adanya tanda-tanda dan gejala-gejala membuat diagnose actual.

Hasil diharapkan / criteria evaluasi pasien akan mempertahankan poli eliminasi usus tanpa ileus

Tindakan intevensi
Mandiri
Anjuri pasien untuk minum paling sedikit 2000 ml/ jika pasienya dapat menelan
Rasional
Dapat melembutkan feses dan memfasilitasi eliminasi
(DONGOES.MARILYN,E.DKK. Rencana asuhan keperawatan; Jakarta; kedokteran EGC)







DAFTAR PUSTAKA

DONGOES.MARILYN,E.DKK. Rencana asuhan keperawatan; Jakarta; kedokteran EGC
MANJOER,ARIF,DKK.2001-2002 kapita selekta kedokteran edisi 3 jilid 1 dan 2 : Jakarta: Media Aesculapius
PEARCE,EVELYN C.2006.Anatomi fisologi untuk paramedic:Jakarta : Gramedia pustaka utama
Staf pengajar ilmu kedokteran anak fakultas VI.2005 \.Ilmu kesehatan anak : Jakarta: infomedika 
           



Asuhan Keperawatan CA MAMAE


ASKEP CA MAMEA ( ASKEP KANKER PAYUDARA )


1. Pengertian
 
               Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk bejolan di payudara. Jika benjolan kanker itu tidak dibuang atau terkontrol, sel-sel kanker bisa menyebar (metastase) pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bisa terjadi pada kelenjar getah bening (limfe) ketiak ataupun di atas tulang belikat. Selain itu sel-sel kanker bisa bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit. (Erik T, 2005, hal : 39-40)
          Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk bejolan di payudara. Jika benjolan kanker itu tidak dibuang atau terkontrol, sel-sel kanker bisa menyebar (metastase) pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bisa terjadi pada kelenjar getah bening (limfe) ketiak ataupun di atas tulang belikat. Selain itu sel-sel kanker bisa bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit. (Erik T, 2005)
2. Etiologi
                Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun beberapa faktor resiko pada pasien diduga berhubungan dengan kejadian kanker payudara, yaitu :
1. Tinggi melebihi 170 cm
Wanita yang tingginya 170 cm mempunyai resiko terkena kanker payudara karena pertumbuhan lebih cepat saat usia anak dan remaja membuat adanya perubahan struktur genetik (DNA) pada sel tubuh yang diantaranya berubah ke arah sel ganas.
1. Masa reproduksi yang relatif panjang.
2. Menarche pada usia muda dan kurang dari usia 10 tahun.
3. Wanita terlambat memasuki menopause (lebih dari usia 60 tahun)
4. Wanita yang belum mempunyai anak
Lebih lama terpapar dengan hormon estrogen relatif lebih lama dibandingkan wanita yang sudah punya anak.
5. Kehamilan dan menyusui
Berkaitan erat dengan perubahan sel kelenjar payudara saat menyusui.
6. Wanita gemuk
Dengan menurunkan berat badan, level estrogen tubuh akan turun pula.
7. Preparat hormon estrogen
Penggunaan preparat selama atau lebih dari 5 tahun.
8. Faktor genetik
Kemungkinan untuk menderita kanker payudara 2 – 3 x lebih besar pada wanita yang ibunya atau saudara kandungnya menderita kanker payudara.
(Erik T, 2005, hal : 43-46)

.
3. Patofisiologi
                Kanker payudara bukan satu-satunya penyakit tapi banyak, tergantung pada jaringan payudara yang terkena, ketergantungan estrogennya, dan usia permulaannya. Penyakit payudara ganas sebelum menopause berbeda dari penyakit payudara ganas sesudah masa menopause (postmenopause). Respon dan prognosis penanganannya berbeda dengan berbagai penyakit berbahaya lainnya.
Beberapa tumor yang dikenal sebagai “estrogen dependent” mengandung reseptor yang mengikat estradiol, suatu tipe ekstrogen, dan pertumbuhannya dirangsang oleh estrogen. Reseptor ini tidak manual pada jarngan payudara normal atau dalam jaringan dengan dysplasia. Kehadiran tumor “Estrogen Receptor Assay (ERA)” pada jaringan lebih tinggi dari kanker-kanker payudara hormone dependent.
Kanker-kanker ini memberikan respon terhadap hormone treatment (endocrine chemotherapy, oophorectomy, atau adrenalectomy). (Smeltzer, dkk, 2002, hal : 1589)
4. Manifestasi Klinis
             Pasien dengan keluhan benjolan pada payudara,rasa sakit,keluar cairan dari putting susu,pembesaran    kelenjar getah bening.
5. Gejala klinik
Gejala-gejala kanker payudara antara lain, terdapat benjolan di payudara yang nyeri maupun tidak nyeri, keluar cairan dari puting, ada perlengketan dan lekukan pada kulit dan terjadinya luka yang tidak sembuh dalam waktu yang lama, rasa tidak enak dan tegang, retraksi putting, pembengkakan lokal. (http//www.pikiran-rakyat.com.jam 10.00, Minggu Tanggal 29-8-2005, Harianto, dkk)
Gejala lain yang ditemukan yaitu konsistensi payudara yang keras dan padat, benjolan tersebut berbatas tegas dengan ukuran kurang dari 5 cm
6. Pemeriksaan diagnostik
1. Mammagrafi, yaitu pemeriksaan yang dapat melihat struktur internal dari payudara, hal ini mendeteksi secara dini tumor atau kanker.
2. Ultrasonografi, biasanya digunakan untuk membedakan tumor sulit dengan kista.
3. CT. Scan, dipergunakan untuk diagnosis metastasis carsinoma payudara pada organ lain
7. Stadium Kanker Payudara
1.         Stadium I             : tumor terbatas pada payudara dengan ukuran < 2 cm, tidak terfiksasi pada kulit atau otot pektoralis, tanpa dugaan metastasis aksila
2.         Stadium II : tumor dengan diameter < 2 cm, dengan metastasis aksila atau tumor dengan diameter 2 – 5 cm dengan/tanpa metastasis aksila
3.         Stadium IIIa : tumor dengan diameter >5 cm tapi masih bebas dari jaringan sekitarnya dengan/tanpa metastasis aksila yang masih bebas satu sama lain; atau tumor dengan metastasis aksila yang melekat
4.         Stadium IIIb : tumor dengan metastasis infra atau supraklavikula atau tumor yang telah menginfiltrasi kulit atau dinding toraks
5.         Stadim IV : tumor yang telah mengadakan metastasis jauh

8.      Penatalaksanaan
1.        Pada stadium I dan II lakukan mastektomi radikal atau modifikasi mastektomi radikal. Setelah itu periksa KGB, bila ada metastasis dilanjutkan dengan radiasi regional dan kemoterapi ajuvan.
2.        Pada stadium IIIa lakukan mastektomi radikal di tambah kamoterapi ajuvan atau mastektomi simplek ditambah radioterapi pada tumor bed dan KGB regional
3.        Pada stadium IIIb dilakukan insisi dilanjutkan radiasi
4.        Pada stadium IV pada pasien premenopause, dilakukan ooforektomi bilateral.dan pada pasien yang menopause sudah 1 – 5  tahun periksa efek estrogen






Daftar Pustaka:
Doenges M., (2000), Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, EGC, Jakarta
Dixon M., dkk, (2005), Kelainan Payudara, Cetakan I, Dian Rakyat, Jakarta.
Mansjoer, dkk, (2000), Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jakarta.
Sjamsuhidajat R., (1997), Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi, EGC, Jakarta
Tapan, (2005), Kanker, Anti Oksidan dan Terapi Komplementer, Elex Media Komputindo, Jakarta.

Recent Posts

Categories

Unordered List

*

  • Web
  • Blog Anda
  • Text Widget

    Blog Archive

    Total Tayangan Halaman

    Diberdayakan oleh Blogger.
    Kajian.Net